Dia menjelaskan berdasarkan informasi yang dia punya, kebisingan dan dugaan polusi udara yang dihasilkan disinyalir lantaran bahan bakar boiler yang digunakan saat ini menggunakan batubara.
“Mereka diduga menggunakan batubara untuk boilernya, tau sendiri kalau batubara tidak ditangani secara baik tentunya akan menghasilkan limbah berbahaya,” jelasnya.
Ia menilai, dugaan pencemaran udara yang telah lama sepatutnya menjadi atensi dari dinas lingkungan hidup, hal itu dinilai perlu lantaran sudah banyak warga disekitar pabrik yang memilih hengkang dan menjual rumahnya.
“Aroma menyengat, kebisingan menjadi pemicu warga terpaksa pindah, inikan sama saja seperti terusik kenyamanannya,” ungkap dia.
Untuk diketahui, Puluhan warga Kelurahan kutabaru Kecamatan Pasar kemis kabupaten Tangerang memilih menjual dengan harga murah rumahnya lantaran tidak tahan dengan aroma menyengat yang disinyalir dihasilkan dari polusi dari industri pengelohan plastik.
Hal itu diungkapkan salahseorang warga berinisial A yang mengaku memilih bertahan lantaran telah lebih dari 20 tahun tinggal dan berdampingan dengan lokasi PT Mitra Bangun Cemerlang.
BACA JUGA :
Diduga Terdampak Polusi Udara, Warga Kuta Baru Pilih Jual Rumah
Ia menuturkan, selain aroma menyengat yang seringkali dirasakan warga, kebisingan yang dihasilkan dari mesin mesin juga disebutnya sebagai pemicu puluhan warga sekitar lebih memilih hengkang dan menjual murah rumah – rumahnya.