NASIONALXPOS.CO.ID, KENDARI/SULTRA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali merilis perkembangan sektor jasa keuangan (SJK) per 30 Mei 2021.
Kepala OJK Sultra, Arjaya Dwi Raya menyebutkan, per April 2021 kinerja perbankan di Sultra menunjukkan pertumbuhan yang positif. Total aset perbankan di Sultra sebesar Rp41,95 triliun.
Terdiri dari aset bank umum sebesar Rp41,62 triliun dan aset BPR sebesar Rp331 miliar atau meningkat sebesar 14,97 persen bila dibandingkan dengan total aset posisi April 2020.
Penyaluran kredit perbankan di Sultra berada pada besaran Rp28,21 triliun yang terdiri dari kredit bank umum sebesar Rp27,26 triliun dan kredit BPR sebesar Rp244 miliar, meningkat sebesar 7,88 persen bila dibandingkan dengan kredit yang disalurkan pada posisi April 2020.
Menurut Arjaya Dwi Raya, kredit perbankan di Sultra didominasi oleh penyaluran kredit kepada sektor pemilikan peralatan rumah tangga lainnya, termasuk pinjaman multiguna yaitu sebesar 47,33 persen.
Kemudian menyusul pada sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 21,78 persen dan sektor pemilikan rumah tinggal sebesar 10,58 persen.
Hal yang positif juga terlihat pada market share perbankan syariah di Sultra pada April 2021 sebesar 5,96 persen, meningkat dari periode April 2020 yang tumbuh sebesar 4,84 persen.
Pada sektor industri keuangan nonbank (IKNB), pertumbuhan aset masing-masing dari modal ventura meningkat sebesar 11,72 persen (yoy). Namun, piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan tumbuh sebesar negatif 10,07 persen (yoy) pada posisi April 2021.
“Pada triwulan I 2021, premi asuransi umum tumbuh positif sebesar 49,68 persen (yoy) sedangkan premi asuransi jiwa mengalami pertumbuhan negatif sebesar 42,65 persen (yoy),” jelas Arjaya, Kamis (1/7/2021).
Sementara itu, klaim asuransi umum meningkat sebesar 38,06 persen (yoy) dan klaim asuransi jiwa menurun sebesar 39,03 persen (yoy).
Sedangkan non performing fund (NPF) perusahaan pembiayaan di posisi April 2021 sebesar 4,00 persen, memburuk atau naik sebesar 0,13 persen dibandingkan pada posisi Maret 2021 yang mencapai 3,87 persen.
Untuk pasar modal pada posisi April 2021 menunjukkan trend yang meningkat dari sisi jumlah investor yang tumbuh sebesar 151,11 persen (yoy) dengan total transaksi saham di Sultra tumbuh sebesar 202,31 persen (yoy).
“Jadi secara umum pelaku usaha jasa leuangan (PUJK) di Sultra per Juni 2021 sebanyak 136 entitas, terdiri dari 44 entitas dari sektor perbankan, 14 entitas dari sektor pasar modal dan 78 entitas dari sektor IKNB,” tandasnya.
Sementara dalam skala nasional, total aset SJK sebesar Rp19.418 triliun yang terdiri dari beberapa aset.
Pertama aset perbankan sebesar Rp9.431,12 triliun, pasar modal sebesar Rp7.309,14 triliun dan industri keuangan nonbank (IKNB) sebesar Rp2.667,61 triliun.
Proporsi aset tersebut didominasi oleh bank umum yaitu lebih dari 76 persen industri keuangan perbankan Indonesia. Bahkan bila digabungkan dengan bank perkereditan rakyat (BPR) pangsa pasarnya mencapai sekitar 78 persen.
“Selain itu asuransi 12,36 persen, lembaga pembiayaan 4,76 persen, dana pensiun 2,63 persen, lembaga keuangan khusus 2,14 persen, jasa penunjang 0,11 persen, fintech P2P 0,03 persen dan LKM 0,01 persen,” katanya.(Nandha/87)