NASIONALXPOS.CO.ID, MATARAM -Tes pramusim MotoGP di Pertamina Mandalika International Street Circuit sebentar lagi digelar. Bahkan, logistik para pembalap yang akan mengetes Sirkuit Mandalika sebagiannya sudah tiba. Pemerintah sudah menerapkan sistem bubble bagi pembalap dan kru yang tiba dari luar negeri ini.
Terkait sistem bubble ini, Pemprov NTB, khususnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi dan Dinas Kesehatan (Dikes) NTB siap memberikan support dan dukungan pada tim yang bertugas di lapangan, agar tes pramusim MotoGP dalam waktu dekat dan puncak MotoGP bulan Maret mendatang sukses digelar.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB dr. H. Lalu Herman Mahaputra, M.Kes., M.H., menilai sistem bubble ini merupakan metode yang bagus di tengah penyebaran Covid-19, khususnya varian baru Omicron di dunia. Dirinya yakin, dengan sistem bubble ini akan mengurangi penyebaran Omicron, terutama di NTB.
Pembalap dan kru begitu tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, kru dan pembalap akan menjalani swab. Setelah diswab akan dipisahkan mana kru dan pembalap yang hasilnya positif dan negatif. Bagi pembalap yang positif akan dikarantina di Hotel Poltekpar Lombok saat MotoGP, sementara tes pramusim pembalap akan dikarantina di Grha Gemilang RSUP NTB.
‘’Kapasitas di Grha Mandalika ada 30 an dan bisa ditambah nanti. Sementara bagi kru yang lain bisa disiapkan di Mawun dan kami izin pada Bapak Gubernur menggunakan Aula Poltekkes. Kemudian kita bisa menggunakan Asrama Haji,’’ terangnya saat dikonfirmasi di Pendopo Gubernur NTB, Jumat, 4 Februari 2022.
Sementara bagi kru atau pembalap yang hasilnya negatif akan dibawa ke masing-masing hotel yang sudah ditentukan. Selama di hotel, ujarnya, para pembalap dan kru MotoGP akan dilakukan pengawasan dengan melibatkan tenaga kesehatan, baik yang ada di RSUD Provinsi NTB maupun tenaga kesehatan di Lombok Tengah.
‘’Di Loteng ada 29 puskesmas yang dilibatkan. Sehingga sistem bubble sangat terkunci. Masuk, ya ndak boleh keluar,’’ tegasnya.
Ditambahkannya, sebaran hotel yang menjadi lokasi karantina kru dan pembalap saat tes pramusim ada 25 unit. Dalam hal ini, 24 hotel ada di Kawasan Mandalika dan 1 hotel di kawasan Senggigi Lombok Barat. Pihaknya juga mengharapkan pada pihak hotel tidak menjual semua kamarnya, sehingga kalau ada kru dan karyawan hotel yang positif ada tempat dilakukan isolasi.
Kepala Dikes NTB dr. H. Lalu Hamzi Fikri, M.M., MARS., menjelaskan, sistem bubble adalah sistem yang memisahkan seseorang yang memiliki risiko terpapar Covid-19, baik dari riwayat kontak atau riwayat bepergian ke wilayah yang telah terjadi transmisi komunitas dengan masyarakat umum dan disertai pembatasan interaksi hanya pada orang di dalam satu area kegiatan.
Untuk itu, ujarnya, pada pembalap dan kru MotoGP yang akan melakukan tes pramusim, kegiatan mereka dibatasi dan diawasi Tim Satgas. Nantinya, begitu mereka tiba di bandara, mereka akan langsung di-swab dan mengikuti ketentuan yang sudah ditetapkan.
Menurutnya, jika para pembalap dan kru MotoGP 5 hari berada di sirkuit, itu artinya 3 kali dilakukan pemeriksaan PCR. Pemeriksaan dilakukan saat datang, tengah dan mau pulang. Kalau mereka setelah 5 hari berada di bubble dan sesuai dengan Surat Edaran No 4 Tahun 2022, bagi yang sudah vaksinasi sekali, harus dilakukan karantina selama 7 hari, tapi kalau sudah divaksin 2 kali harus menjalani masa karantina selama 5 hari.
‘’Jadi setelah 5 hari divaksin 2 kali dalam hotel itu bebas keluar, setelah tes PCR. Artinya, sudah melakukan karantina dalam bubble. Tapi kalau masih dalam bubble tadi, kalau sudah negatif, kru dan pembalap itu, aktivitas itu masih dalam bubble yang sudah ditentukan. Jadi bubble yang kita maksud di sini adalah bandara, hotel karantina, sirkuit dan rumah sakit rujukan,’’ terangnya.
Jika hasil PCR sudah negatif, tambahnya, kru dan pembalap bisa mengakses sirkuit. Setelah selesai di sirkuit, ada kegiatan tetap menggunakan prokes. Kemudian mereka akan kembali ke hotel tempat menginap yang ditunjuk. Mereka kemudian akan beraktivitas di hotel dan berada dalam satu bubble. Nanti di hotel ini, ada petugas yang mengawasi dan kalau ada keluhan mereka akan segera ditangani.
Jika ada hasilnya positif, ujarnya, maka harus dikeluarkan dari bubble dan dirawat di Grha Gemilang RSUP NTB untuk mendapat penanganan lebih intensif. Dalam sistem bubble ini, ujarnya, pihaknya meminta hotel menyiapkan satu tempat. Namun, ujarnya, banyak manajemen hotel yang mengatakan sudah penuh dan kesulitan menyiapkan tempat tertentu. Untuk itu, pihaknya akan mengeluarkan pihak yang positif ini dari bubble dan ditempatkan di ruang isolasi minimal 10 hari. Ini sesuai dengan aturan yang ada