Terbukti, seminggu setelah pemindahan, saat dilakukan pengecekan, kapal tersebut sudah mulai mengalami kerusakan.
“Fender pecah, terus sisi kiri dan kanan kapal itu patah aluminiumnya. Mungkin pada saat proses penyandaran atau apapun saya gak ngerti karena saat pemindahan saya gak tau,” urainya.
Advertisementscroll ke atas
Fiona juga menjelaskan dirinya telah memberitahukan hal tersebut kepada pihak likuidator dan pihak The Sea Cleaner Mobula 8 di Perancis.
Sampai akhirnya, pihak likuidator dan The Sea Cleaner Mobula 8 memerintahkan kepada BMS agar kapal tersebut dipacking kembali untuk sementara waktu dan tidak melakukan kegiatan bersih sampah plastik sampai menunggu kejelasan.
“Saya gak mau jadi korban atau dianggap bertanggung jawab kalau kapal ini rusak atau tenggelam. Jadi kita packing kembali kapal Mobula 8. Biarkan pihak PT. Pelindo Properti Indonesia Benoa yang berurusan dengan Kemenkomarves,” tegas Fiona.
Fiona juga memohon maaf kepada masyarakat Bali, khususnya masyarakat pesisir pantai Mertasari, Sanur, Serangan dan teluk Benoa bahwa untuk sementara kapal Mobula 8 tidak bisa membantu membersihkan sampah di laut, termasuk nelayan-nelayan yang kadang menelpon dirinya untuk membantu mereka membersihkan sampah, karena Mobula 8 sementara berhenti beroperasi.
Sementara, General Manager (GM) Pelindo Properti Indonesia (PPI) Benoa, Luggas Radianto saat dikonfirmasi media nasionalxpos.co.id melalui pesan Whatsapp hingga berita ini ditayangkan terkait surat pemindahan kapal Mobula 8 masih belum menjawab. (Uchan)
