NASIONALXPOS.CO.ID, KENDARI- Hujan yang terus mengguyur wilayah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) beberapa hari terakhir ini membuat Sungai Wanggu kembali meluap.
Tonton juga Video : Kota Tangerang Dikepung Banjir, Sungai Cisadane Siaga Satu
Akibatnya, sebanyak 301 jiwa warga di Kelurahan Lepo-lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari terpaksa mengungsi karena luapan Sungai Wanggu merendam rumah mereka.
Camat Baruga, Saldy mengatakan, untuk sementara warga di area Wanggu tersebut diungsikan untuk mengantisipasi bertambahnya debit air sehingga dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kata dia, warga mulai mengungsi sejak Rabu (30/6/2021) malam.
“Data kemarin ada 66 KK, dengan 234 jiwa. Sekarang bertambah lagi menjadi 78 KK dengan 301 jiwa,” ucap Saldy saat ditemui di tempat pengungsian warga, Kamis (1/7/2021).
Lanjutnya, 301 jiwa tersebut terdiri dari 3 RT/RW dengan rincian RT 003/RW 006 jumlah pengungsi 25 KK, 98 jiwa yang terdapat delapan balita, tujuh lansia, dan satu ibu hamil.
Lalu RT 12/RW 006 sebanyak 10 KK dengan 45 jiwa, terdapat lima balita, satu ibu hamil dan satu penyandang disabilitas. Serta RT 014/RW 006 sebanyak 43 KK dengan 158 jiwa, terdapat 21 balita, 20 lansia, dan enam disabilitas.
Dari data tersebut, total keseluruhan pengungsi berjumlah 78 KK dengan 301 jiwa yang terdapat 34 balita, 27 lansia, dua ibu hamil, serta tujuh disabilitas.
Saat ini di lapangan telah bergerak beberapa dinas terkait, di antaranya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari, Tagana, serta Basarnas.
Sementara warga dalam pengungsian enggan memberikan komentar pada awak media. Ada yang beralasan nanti salah ucap dan pemerintah marah. Ada juga yang mengatakan bahwa kejadian ini bukan hanya terjadi kali ini, tetapi sudah rutin tiap tahun.
“Sudah mi deh, jangan mi wawancara. Pergi saja wawancara yang lain, tiap tahun diwawancara begini terus, tapi tidak ada perubahan,” ungkap salah seorang warga yang enggan menyebutkan namanya.
Berdasarkan pantauan zonasultra.com, hari ini terdapat 12 tenda pengungsian yang berdiri di sepanjang pinggir jalan Kelurahan Lepo-lepo tersebut. Juga terdapat dapur umum yang disediakan oleh tim penanganan bencana kota Kendari.
Saat ini air mencapai lutut orang dewasa, dan akan diperkirakan terus naik apabila curah hujan meningkat. (Nandha/87)