Daerah

Resmikan 30 Unit Autogate di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Silmy Karim: Pelayanan Imigrasi yang Mudah dan Cepat

347
×

Resmikan 30 Unit Autogate di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Silmy Karim: Pelayanan Imigrasi yang Mudah dan Cepat

Sebarkan artikel ini
Peresmian 30 unit autogate oleh Dirjen Imigrasi Silmy Karim di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Rabu, (6/3/2024). Foto: Ist

NASIONALXPOS.CO.ID, BADUNG — Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim meresmikan 30 unit autogate di terminal kedatangan internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Peresmian ini turut dihadiri oleh Pj. Gubernur Bali, Kapolda Bali, jajaran Forkopimda Provinsi Bali, jajaran Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Jenderal Imigrasi, serta jajaran Pimpinan Tinggi Pratama Kanwil Kemenkumham Bali. Rabu, (6/3/2024).

Kini pelintas yang datang dari luar negeri melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai semakin dimudahkan dengan pemeriksaan keimigrasian yang cepat dan modern menggunakan autogate.

“Pemeriksaan keimigrasian menggunakan autogate menerapkan teknologi Face Recognition dan Border Control Management (BCM). Dengan integrasi kedua teknologi tersebut maka proses pemeriksaan keimigrasian hanya membutuhkan waktu 15-25 detik per pelintas,” jelas Silmy Karim.

Agar dapat menggunakan autogate, WNA wajib menggunakan paspor elektronik dan telah memiliki visa yang valid antara lain E-VOA atau E-Visa yang diajukan melalui website evisa.imigrasi.go.id atau bisa juga melakukan pembelian VOA melalui konter Molina Lite yang ada pada terminal kedatangan.

Adapun WNA negara ASEAN yang merupakan subjek bebas visa dapat menggunakan autogate, dengan terlebih dahulu melakukan registrasi di evisa.imigrasi.go.id. Para pelintas juga dapat memindai barcode yang terdapat di area imigrasi dan melakukan registrasi melalui tautan yang tersedia untuk dapat melintas menggunakan autogate.

Sementara bagi WNI, autogate dapat digunakan oleh seluruh pemegang paspor baik paspor elektronik maupun paspor biasa non-elektronik.

Saat akan menjalani pemeriksaan keimigrasian dengan autogate, pengguna harus memastikan seluruh bagian wajah terlihat dengan jelas. Aksesoris seperti topi, masker atau lainnya yang menutup wajah harus dilepaskan lebih dahulu. Sampul paspor juga harus dibuka sebelum melakukan pemindaian (scan).

Setelah memindai halaman biodata paspor, pengguna dapat masuk kemudian menghadapkan wajah pada layar di bagian depan untuk pemindaian wajah (face recognition). Jika sudah terpindai dan sistem tidak menunjukkan informasi yang mencurigakan, pintu autogate akan terbuka dan pengguna bisa langsung melanjutkan perjalanannya.

“Sistem autogate langsung memverifikasi orang asing saat pemindaian paspor, jadi langsung mencocokkan antara data paspor dengan data E-VOA, E-Visa atau bebas visa miliknya. Tak hanya memudahkan pemeriksaan, Ditjen Imigrasi juga mengutamakan aspek keamanan negara dengan menghubungkan sistem perlintasan dengan database Interpol dan database cegah tangkal (cekal). Hal ini untuk menangkal masuknya orang asing yang terlibat kejahatan ataupun catatan lainnya pada database kami,” terang Silmy Karim.

Silmy Karim juga menjelaskan upaya Imigrasi dalam meningkatkan pelayanan berbasis digital melalui aplikasi mobile dan website, sekaligus mengintegrasikan sistem ke database Imigrasi.

“Imigrasi terus meningkatkan pelayanan publik berbasis digital. Tak hanya user experience melalui aplikasi berbasis mobile dan website, kami juga mempersiapkan infrastruktur di perlintasan dan mengintegrasikan sistemnya dengan database Imigrasi. Karena itulah, pengalaman layanan Imigrasi yang mudah dan cepat akan sangat terasa bagi pelancong mancanegara yang mengajukan visanya di website E-Visa (evisa.imigrasi.go.id),” tutup Silmy.

Sementara Kepala Kantor Imigrasi Ngurah Rai Suhendra menyampaikan pemasangan autogate di Bandara Ngurah Rai mulai dikerjakan pada 27 Oktober 2023 dan mulai dilakukan uji coba penggunaan sejak 1 Februari 2024.

“Dengan rata-rata kedatangan 14.000-16.000 orang per hari, fasilitas autogate ini sangat membantu membuat lalu lintas pemeriksaan keimigrasian menjadi semakin efektif dan efisien,” terang Suhendra.

Berdasarkan data perlintasan mulai 1 Februari hingga 4 Maret 2024, sebanyak 112.939 pelintas telah menggunakan fasilitas autogate dengan rincian WNI sebanyak 14.684 dan WNA sebanyak 98.255.

Adapun berdasarkan asal negara, 10 negara dengan jumlah pelintas autogate terbanyak adalah Australia = 23.179 orang, Indonesia = 14.684 orang, Tiongkok = 10.664 orang, Korea selatan = 7.267 orang, Amerika serikat = 5.323 orang, Jepang = 5.145 orang, Inggris = 5.120 orang, Malaysia = 4.288 orang, Singapura = 3.857 orang, dan Taiwan = 3.521 orang.

Adapun jumlah pelintas berdasarkan jenis visa adalah E-VOA = 54.318 orang, E-Visa = 3.278 orang, Molina Lite = 30.974 orang, dan BVK = 9.685 orang.

Pemasangan 30 unit autogate di terminal kedatangan merupakan tahap pertama dari rencana pemasangan total 80 unit autogate di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Pada tahun 2024, direncanakan sebanyak 30 unit autogate akan ditambahkan di terminal kedatangan dan 20 unit akan dipasang di terminal keberangkatan internasional.

Ditemui terpisah, Kepala Kanwil Kemenkumham Bali Romi Yudianto mendukung penuh penggunaan autogate di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

“Penggunaan autogate merupakan terobosan Imigrasi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi semua pelintas baik WNI dan WNA. Sekaligus sejalan dengan transformasi digital yang sedang berlangsung di Direktorat Jenderal Imigrasi,” terang Romi. (Uchan)

BACA JUGA :  Ketua Umum HBB Ajak Semua Pihak Tetap Pelihara Kerukunan

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *