NASIONALXPOS.CO.ID, BALI —
Negara agraris adalah negara dimana, masyarakatnya mengandalkan bidang pertanian. Dengan kata lain sebagian penduduk di negara agraris memiliki mata pencaharian sebagai petani dan salah satu negara agraris itu adalah Indonesia.
Indonesia, merupakan negara agraris tropis terbesar di dunia setelah Brazil. Dari 27 persen zona tropis di dunia, Indonesia memiliki 11 persen wilayah tropis. Indonesia memiliki hasil tani seperti beras, singkong, kacang tanah, tembakau, kedelai, merica, kelapa sawit, teh, gula, dan masih banyak lainnya.
Menurut Badan Pusat Statistik, Indonesia memiliki luas lahan sebesar 187751,9 Ha yang dialokasikan ke berbagai macam sarana dan prasarana guna menunjang perekonomian Indonesia.
Dalam bidang pertanian dan pangan, Indonesia memiliki lahan seluas 100,7 juta ha, yaitu 24,5 juta ha sesuai untuk lahan basah (sawah), 25,3 juta ha sesuai untuk lahan kering tanaman semusim, dan 50,9 juta ha sesuai untuk lahan kering tanaman tahunan.
Pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengalokasikan anggaran sebesar Rp13,6 triliun Dana Desa untuk mendukung ketahanan pangan. Kondisi tersebut seharusnya membuat bangsa indonesia terhindar dari kemungkinan terjadinya krisis pangan.
Namun sejak tahun 2017, mulai ada beberapa permasalahan di bidang pangan yang memungkinkan adanya krisis pangan di beberapa tahun kedepan. Adanya potensi permasalahan krisis pangan ini disebabkan dari berbagai penyebab diantaranya adalah, kurangnya minat dari generasi muda untuk memiliki profesi sebagai petani, serta kurangnya pengembangan teknologi pertanian modern, inflasi, dan lain sebagainya.
Di tahun 2022, Indonesia memiliki gebrakan baru untuk, menjalin hubungan dan kerjasama dengan negara-negara maju yang ada di dunia dalam KTT G20 yang diadakan di Pulau Bali. Perhelatan G20 pada kali ini merupakan salah satu momentum dalam mencari solusi guna pembenahan permasalahan krisis pangan global.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Achmad Gian Akbar Dzulkarnain, ikut menyuarakan aspirasi, melalui saran dan harapan dalam menjaga ketahanan pangan.
Saat dikonfirmasi media Nasionalxpos.co.id. selasa (15/11/2022) dirinya mengatakan bahwa,
“Saya berharap dengan adanya G20 ini, maka akan ada kestabilan ekonomi dan kestabilan kondisi di berbagai sektor sehingga, setiap negara dapat melakukan hal terbaik di semua sektor termasuk sektor pangan dan pertanian. Selain itu, saya berharap akan ada peningkatan yang signifikan dalam bidang pengembangan teknologi pertanian, agar dapat menunjang sektor pangan dan pertanian yang bertujuan untuk meminimalisir terjadinya krisis pangan di kemudian hari,” harapnya.
Ketua Bem fakultas Teknologi Pertanian Unud ini juga menyampaikan bahwa, dirinya sangat mendukung dan mengapresiasi gebrakan nyata bangsa Indonesia, melalui pemerintahan Joko Widodo atas pelaksanaan perhelatan G20, serta berharap agar semua pihak dapat mensukseskan dengan cara bersama mendukung dan menjaga dengan baik. (Uchan)