Daerah

Peringati Hari Jadi ke 265 Tahun, Pemkot Pangkalpinang Gelar Upacara

881
×

Peringati Hari Jadi ke 265 Tahun, Pemkot Pangkalpinang Gelar Upacara

Sebarkan artikel ini

NASIONALXPOS.CO.ID, PANGKALPINANG – Pemerintah Kota Pangkalpinang gelar upacara dalam rangka peringatan hari jadi kota Pangkalpinang ke 265 tahun dihadiri Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dan seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Pangkalpinang, lembaga vertikal negara tingkat kota hingga tokoh-tokoh adat diseluruh Indonesia yang ada di Kota Pangkalpinang, bertempat di Halaman Gedung Tudung Saji, Sabtu (17/9/2022).

“Pangkal dengan nama spesifik Pinang sebagai tempat kedudukan demang dan jenang didirikan berdasarkan kebijakan susuhunan Sultan Ahmad Najamuddin 1 Adi Kesumo pada tanggal 17 September 1757 Masehi atau bertepatan dengan tanggal 3 Muharram 1171 Hijriah. Sebagai salah satu pangkal tempat pengelolaan penambangan timah yang strategis di pulau Bangka, Pangkalpinang dengan nama generic Pangkal dan nama spesifik Pinang secara historis dan filosofis didirikan untuk kepentingan ekonomis, politis dan untuk kepentingan sosial budaya masyarakatnya, “kata Wali Kota Pangkalpinang, Dr. H. Maulan Aklil pada amanat inspektur upacara.

Advertisement
scroll ke atas

Dalam ekspedisi Belanda ke pulau Bangka, tambahnya, pada tanggal 18 Juli 1803 menggunakan kapal perang Maria Rijgersbergen dan kapal layar eks VOC Maria Jacoba dan Beschermer, dinyatakan bahwa Pangkalpinang pada waktu itu dipimpin Demang Jaya Layana yang diangkat dari kerabat sultan. Demang masa itu mengelola tujuh wilayah tambang timah dan permukiman di Pangkalpinang meliputi wilayah Mesuk, Bakung, Kayu Besi, Air Mangkok, Bakwang, Pangkul dan tambang di wilayah dekat sungai Kurau dengan mempekerjakan sekitar 35 orang penambang dari Cina.

“Pada saat kekuasaan Inggris tahun 1812-1816, Pangkalpinang telah berkembang menjadi satu distrik dari empat distrik Inggris di pulau Bangka. Pada masa awal kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817, distrik Pangkalpinang berkembang menjadi pusat perdagangan di pulau Bangka dan telah memiliki pelabuhan laut serta kantor duane, “ungkap Molen, sapaan akrab wali kota.

Molen menuturkan, penduduk Pangkalpinang pun pada tahun 1848 berdasarkan catatan statistik telah berjumlah sekitar 5.651 jiwa yang mendiami 105 kampung. Perkembangan selanjutnya, Pangkalpinang ditetapkan sebagai ibu kota Keresidenan Bangka dan menjadi pusat pemerintahan menggantikan kota Mentok.

“Selanjutnya Pangkalpinang ditetapkan menjadi ibu kota Keresidenan Bangka Belitung atas dasar ordonansi tanggal 2 Desember 1933. Pada masa Jepang sejak tahun 1942, Kota Pangkalpinang menjadi pusat Pemerintahan Bangka Belitung Gunseibu. Setelah kemerdekaan berdasarkan ketetapan Gubernur Sumatera, Teuku Moh Hasan tanggal 17 Mei 1956 nomor 103 Pangkalpinang dibentuk sebagai kota B yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam lingkungan Sumatera Selatan,” sebutnya.

Masa mempertahankan kemerdekaan hingga 1949, tutur Molen, Pangkalpinang menjadi kota penting tempat berlangsungnya diplomasi politik internasional, mulai dari dilaksanakannya konferensi Pangkalpinang hingga dilaksanakannya berbagai pertemuan antara delegasi Republik Indonesia, delegasi Pemerintah Belanda, Badan Perwakilan Federal BFO dan Badan PBB seperti KTN dan UNCI.

“Tanpa terasa oleh kita, Pangkalpinang sudah berusia 265 tahun. Dengan usia tersebut masih banyak kekuatan dan potensi yang kita miliki harus digali, masih banyak tantangan yang harus kita hadapi, masih banyak peluang yang harus kita cermati dan masih banyak kelemahan yang harus kita perbaiki. Memang telah banyak yang kita lakukan untuk Kota Pangkalpinang tapi tugas dan pengabdian belum selesai, “tegas Molen.

Menurutnya, memperingati hari jadi kota adalah memperingati suatu peristiwa sejarah yang dianggap penting sebagai tonggak atau momentum keberadaan sebuah kota dan momentum untuk lebih giat bekerja membangun kota. Dalam konteks membangun dan melestarikan Kota Pangkalpinang, Molen berharap cita-cita sejarah masa lalu harus dihargai, untuk membangun dan merayakannya pada masa kini dan untuk merangkul. (Red)

BACA JUGA :  Pemkot Pangkalpinang Terus Berkomitmen Membangun Keterbukaan Informasi Publik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *