Indonesia, sebagai negara dengan keberagaman budaya dan agama, telah menghadapi tantangan serius terkait keamanan nasionalnya, khususnya dalam menghadapi ancaman terorisme. Untuk mengatasi dampak dari aksi terorisme, pemerintah Indonesia melalui Pemasyarakatan telah menerapkan berbagai strategi, termasuk Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) yang dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Balai Pemasyarakatan (Bapas) sebagai salah satu alat untuk mengidentifikasi narapidana sebelum melakukan pembinaan awal terhadap narapidana terorisme.
Apa itu Litmas?
Litmas merupakan singkatan dari Penelitian Kemasyarakatan, merupakan pendekatan multidisiplin yang bertujuan untuk memahami fenomena rimin, budaya, dan psikologis yang berkaitan dengan perilaku riminal, termasuk terorisme. Fungsi utama Litmas adalah merancang program pembinaan yang dapat membantu meresosialisasi narapidana terorisme dan mencegah mereka kembali terlibat dalam aktivitas radikal.
Jumlah Penyebaran Teroris di Indonesia
Mengutip data dari databoks.katadata.co.id terkait dengan aksi terorisme di Indonesia diketahui bahwa terdapat 6 kejadian teror pada 2021 dengan 370 orang yang diduga menjadi pelaku terorisme, Kemudian pada 2022, jumlah aksi teror di Indonesia mengalami penuruann menjadi satu kasus. Begitupun dengan angka tersangka terorisme yang menyusut menjadi 248 orang. Sementara hingga Oktober 2023, Polri mencatat belum ada aksi terror namun sepanjang tahun terdapat 104 orang tersangka terorisme yang telah dibekuk Densus 88. Sementara itu berdasarkan data dari sdppublik.ditjenpas.go.id, jumlah narapidana terorisme berjumlah 9 orang. Selanjutnya berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), terdapat peningkatan jumlah kasus terorisme dan jumlah terduga teroris yang berhasil diidentifikasi. Data-data tersebut menunjukkan bahwa terorisme masih menjadi ancaman serius di Indonesia. Seiring dengan itu, pemerintah Indonesia berupaya keras untuk menghadapi tantangan ini dan mencari solusi yang efektif melalui berbagai strategi, termasuk program pembinaan awal menggunakan pendekatan Litmas.