Ragam

Mengenal Acara Nujuh Bulan Kehamilan dalam Adat Batak

732
×

Mengenal Acara Nujuh Bulan Kehamilan dalam Adat Batak

Sebarkan artikel ini
Foto: Ist

NASIONALXPOS.CO.ID, TANGERANG – Nujuh Bulan atau selametan (syukuran) di usia kehamilan ketujuh tidak hanya ada pada masyarakat suku Jawa maupun suku lainnya, akan tetapi juga suku Batak. Halak hita menyebutnya “Mangirdak“.

Sama seperti Nujuh Bulan, Mangirdak dilaksanakan saat usia ketujuh bulan kehamilan pertama wanita yang telah menikah. Adat ini dilaksanakan hanya bagi kehamilan anak pertama “Buha Baju.”

Advertisement
Scroll Kebawah Untuk Lihat Berita

Terlepas adanya perbedaan penyebutan dan bentuk acaranya, Mangirdak pada dasarnya telah ada sejak zaman dahulu “Ompunta Sijolo Tubu”. Jadi acara tersebut bukan meniru niru (manuman-numan) Nujuh Bulan yang diterapkan suku lain.

BACA JUGA :  Maahad Kopi Gelar Live Painting Bertajuk Ngabuburit Sembari Nyeni

Penyebutan yang berbeda-beda bergantung pada daerahnya. Ada juga yang menyebutnya dengan “Mangganje” atau “Mambosuri” atau “Manonggot” atau “Pasahat Ulos Mula Gabe”. Meski berbeda penyebutan prinsipnya tetaplah sama, merupakan salah satu dari serangkaian upacara adat pada suku Batak terhadap calon ibu yang usia kehamilannya sudah mencapai tujuh bulan atau kehamilan mendekati melahirkan “na naeng gok di bulanna”.

BACA JUGA :  Lestari Klaim Kesiapan Pelantikan

Mangirdak atau Mangganje atau Mambosuri atau Manonggot atau Pasahat Ulos Mula Gabe jika diartikan dengan Bahasa Indonesia secara umum berarti memberikan semangat kepada wanita yang menikah yang hendak melahirkan. Harapannya agar calon ibu tersebut dalam kondisi sehat ketika melahirkan anak pertamanya, juga selalu sehat pasca melahirkan, sehat anaknya dan persalinannya bisa berjalan dengan lancar tanpa beban apapun. Bagi kita yang penting adalah pemahaman makna dan apa yang bisa kita petik dari adat tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *