NASIONALXPOS.CO.ID, SIMEULUE ACEH – Mendengar dinamika dan informasi di Simeulue yang berkembang belakangan Mantan Ketua IPPELMAS Malang, Eriton. S. Pd turut prihatin, sebab menurutnya sudah sering hal ini terjadi akan tetapi tidak menemui titik terang.
“Saya secara pribadi sedih menyaksikan berita yang beredar di media sosial. Menurut saya ini penting mendapat perhatian serius semua pihak. Agar informasi yang beredar di masyarakat selama ini terkonfirmasi kebenarannya”. Tuturnya.
Pihaknya juga menyayangkan di hari jadi Kabupaten Simeulue ke 21 justru elite Simeulue kian terpuruk. Yang seharusnya menurut dia solid bersama masyarakat menatap pembangunan Simeulue ke depan.
“Simeulue di usia 21 tahun ini mungkin menangis, sebab pulau kita harus terus maju dan berkembang bersaing dengan daerah lain, sementara terhambat oleh perilaku korup dan perkelahian elite lokal yang berkepanjangan, saling tuding sana sini, si A, si B korupsi dan seterusnya”. Jelasnya kepada media Nasionalxspos.co.id Kamis (15/10/2020)
Pihaknya menambahkan juga jika hal tersebut tidak terselesaikan dengan jernih akan menjadi presden buruk bagi masyarakat. Sehingga penting independensi gerakan masyarakat sipil dalam kasus-kasus yang ada untuk membantu mengurai sekaligus memahamkan kepada masyarakat.
“Semua persoalan harus dibongkar dan saya kira semua masyarakat menunggu titik klimaks itu. Perlu dicatat pula dalam posisi yang kabur ini media sebagai pilar demokrasi, dan gerakan civil society seperti Mahasiswa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), tokoh masyarakat mengambil posisi yang jelas, tetap menjaga independensi. Berdiri bersama masyarakat menyelesaikan persoalan ada demi pembangunan Simeulue” tambahnya.
Sementara itu Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Malang Raya 2016-2017 ini juga menekankan agar penegak hukum tetap menjaga netralitas dalam menyikapi persoalan yang ada.
“Penegak hukum pun demikian, supaya serius mendengar laporan-laporan masyarakat dari bawah agar tidak ada conflik of interest. Demi hukum, semuanya perlu diungkap ke publik, mana yang benar dan salah”. Pintanya.(*)