Peristiwa

Kontroversi Kematian Almarhum Basuki di Proyek Pamsimas

153
×

Kontroversi Kematian Almarhum Basuki di Proyek Pamsimas

Sebarkan artikel ini

NASIONALXPOS.CO.ID, MOJOKERTO – Kasus kematian almarhum Basuki saat melaksanakan kerja bakti pada proyek sarana air minum dan sanitasi di Dusun Sidogede, Desa Perning, Kecamatan Jetis, kembali menciptakan perdebatan publik. Kejadian tragis ini terjadi pada Sabtu, 23 November 2024, ketika korban terjatuh dari ketinggian menara Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat).

Aroma dugaan penutupan insiden kecelakaan yang merenggut nyawa Basuki semakin menguat dan menarik perhatian masyarakat. Seorang sumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, indikasinya ada. Karena pihak pemerintah desa diduga tidak ada koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum (APH) hingga korban dimakamkan.

Menurut sumber tersebut, oknum Pemdes Perning bisa jadi terlibat dalam upaya menutupi fakta kejadian. Dugaan kelalaian dalam penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) oleh pihak pelaksana Pamsimas juga menjadi sorotan.

“Saya melihat pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) yang memadai. Ini menunjukkan pengabaian prosedur keselamatan kerja,” Jelasnya. Minggu, (01/12/2024)..

Lebih lanjut, sumber itu menyesalkan adanya dugaan kelalaian dalam penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berujung pada kematian Basuki.

“Saya menduga ada pihak yang berusaha menutup-nutupi insiden ini. Kasus ini menyangkut nyawa, dan saya berharap kebenarannya bisa terungkap,” ungkapnya dengan penuh harapan.

Dua narasumber lainnya juga menguatkan pernyataan ini, mengindikasikan adanya usaha untuk merahasiakan insiden tersebut. Salah satu dari mereka melaporkan bahwa saat berada di lokasi, Kepala Dusun terlihat berusaha mengendalikan informasi agar kejadian ini tidak menyebar lebih luas.

“Kami merasa ada yang tidak beres dengan sikap tersebut,” tuturnya.

Menariknya, saat melayat di rumah korban, seorang tokoh masyarakat mengaku melihat oknum pemerintahan desa membawa surat pernyataan untuk ditandatangani oleh keluarga almarhum.

“Ketika salah satu famili korban ingin membaca isi surat itu, secara tiba-tiba dirampas. Ini menambah dugaan adanya upaya penutupan fakta,” jelasnya.

Kepala Desa Perning, Muhammad Dedi Setiawan, saat dikonfirmasi pada 26 November 2024, menyatakan bahwa peristiwa tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan dan bahwa pihak keluarga telah menerima keadaan tersebut.

“Kami melaporkan hal ini kepada Babinsa dan Bhabinkamtibmas, dan mereka telah menyaksikan pernyataan tersebut,” katanya.

Dedi juga mengajak media untuk tidak memberitakan kasus ini lebih lanjut.

“Ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Kami tidak mencari keuntungan dari proyek ini, melainkan untuk mengabdi kepada masyarakat,” tuturnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak-pihak terkait seperti Karnoto selaku Kasun Sidogede, Dadang ketua Pokmas, dan Pendamping Pamsimas belum berhasil dihubungi untuk memberikan komentar lebih lanjut.

BACA JUGA :  H. Mursyidi: Soal Pemberitaan Penyerobotan Tanah Wakaf Jelas Tidak Benar

 

Pewarta: Agung Ch.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *