Lebih lanjut, diskusi High Level Pariwisata dipimpin oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, G. A. Diah Utari yang turut dihadiri oleh Rustam Efendi – Sekretaris Deputi Kemenkomarves Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata Provinsi se-Balinusra dan Kab/Kota se-Bali, DPMPTSP Provinsi Bali, serta Asosiasi Pariwisata Bali.
Rakorwil berangkat dari permasalahan yang belakangan mendapat sorotan masyarakat. Rakorwil merumuskan 5 tantangan utama pariwisata diantaranya (i) sinkronisasi regulasi perizinan, (ii) legalitas kegiatan usaha pariwisata, (iii) keanggotaan asosiasi pariwisata, (iv) jaminan keamanan dan kelayakan daya tarik wisata, serta (v) Concentrated Tourism di beberapa daerah wisata khususnya di Bali yang diharapkan dapat disebar ke daerah tujuan wisata lain di Bali maupun NTB dan NTT sehingga dapat menghasilkan spillover ekonomi yang lebih besar bagi Balinusra.
Lebih lanjut telah dirumuskan usulan strategi dalam mengatasi tantangan tersebut diantaranya meliputi sinkronisasi perizinan antara pusat dan daerah, penyusunan travel pattern dan bundling paket wisata, dan kajian carrying capacity pada destinasi wisata. Lebih lanjut, penyelesaian tantangan akan dilakukan pada level daerah, wilayah, dan dieskalasi pada tingkat nasional. (Tk/team)