Daerah

Finalis Jegeg Bagus Samartya 2024 Siap Kampanyekan Isu Kesehatan Mental

331
×

Finalis Jegeg Bagus Samartya 2024 Siap Kampanyekan Isu Kesehatan Mental

Sebarkan artikel ini

NASIONALXPOS.CO.ID, BALI – Suatu bentuk implementasi dari projec Jelang semester akhir, para mahasiswa LSPR Bali menggelar acara Community Development yaitu kesehatan mental dengan program Jegeg Bagus Samartya 2024. Acara yang diikuti oleh masyarakat Desa Sumerta Kelod Denpasar ini digelar di kampus LSPR Bali Jalan Raya Puputan Renon Denpasar, sabtu (29/6/2024).

Leader Project Jegeg Bagus Samartya 2024, Nia Nandita menyampaikan acara ini merupakan suatu bentuk implementasi dari project mata kuliah mereka yang bernama Community Devlopment dimana mahasiswi LSPR semester enam (6) bertugas membuat suatu program Community Devlopment yaitu kesehatan mental salah satunya adalah program Jegeg Bagus Samartya 2024.
Jegeg Bagus ini nantinya diharapkan dapat menjadi ikon desa Sumerta Kelod untuk mengkampanyekan isu isu kesehatan mental.

Ada dua kategori yang menjadi jegeg Bagus 2024 yaitu ketgori Jegeg Bagus Samartya Advokasi dan Jegeg Bagus Samartya Persahabatan. Jegeg Bagus ini dipilih dari beberapa banjar yang ada di desa Sumerta kelod. Sebelum mengelar kegiatan ini, Nia mengaku terlebih dahulu melaksanakan berbagai riset. Jegeg Bagus ini diharapkan nantinya mampu mensosialisasikan terkait dengan kesehatan mental yaiitu pembullyan atau kekerasan yang mampu merusak kesehatan mental.

“Kenapa memilih program ini, sebelum eksekusi ini kami sudah melakukan riset apa sih isu yang penting diatasi di desa Sumerta Kelod sendiri, ternyata kesehatan mental adalah isu yang memang sedang dihadapi di desa tersebut. Edukasi Kesehatan mental ini bisa dimulai sejak dini. Jadi representatif nya kami ambil anak muda, Karna konsep kita disini adalah kesehatan mental sama teknik lain hapus stigma peduli sesama jadi kita lebih mengeruk lagi potensi potensi anak muda terutama di desa Sumerta Kelod karena kalau kita lihat sekarang dari type masyarakat anak muda ini sekarang mulai takut utk membuka diri mereka karena ada stigma di masyarakat soal genzi yang kesehatan mentalnya itu kadang menggangu mereka ketika mereka sedang berada di lingkungan masyarakat,” Jelas Mahasiswi jurusan Public Relation ini.

BACA JUGA :  Warga Keluhkan Jalan Menuju Dermaga Desa Sambay yang Memprihatinkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *