Menurut Sri Aryati, sosok imam keluarganya ini setiap bulannya rutin melakukan kontrol kesehatan di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto yang pada saatnya ditangani oleh dokter Nila melalui pelayanan umum bukan fasilitas BPJS kesehatan.
“Kan dulu sakitnya disitu, maka enaknya sudah biasa disitu. Saya pakai umum, tidak pernah pakai BPJS (kesehatan),” tegasnya.
Pihaknya juga menampik tudingan dari seorang narsum media cyber yang menceritakan bahwa dirinya telah mengambil alih atau meng-handle keputusan pemerintah desanya.
“Tidak pernah (ambil alih) sama sekali. Saya saja APBDes itu gak pernah pegang, yang tahu cuma PKK tok. Kunjungan di Posyandu, ya cuma kunjungan. Kalau kita gak kunjungan, orang lansia itu nanya kok gak pernah dikunjungi. Jadi tidak pernah (ambil alih), wong PKK berapa juta (nominal) gak tahu. Ga tahu sama sekali. Gak pegang apapun. Acara apa gak pernah tahu, kita tahunya cuma PKK,” bebernya.
Tidak sampai disitu, wanita paruh baya inipun mengaku telah membaca isi berita yang berkenaan dengan dirinya meski hanya sekilas.
“Katanya saya ikut terjun, MasyaAllah kok gitu ya? Ya kaget, wong saya gak pernah pegang uang sama sekali,” tandasnya.