NASIONALXPOS.CO.ID, PALEMBANG – Komandan Kodim 0418/Palembang Letkol Inf Sumarlin Marzuki S.E, dikukuhkan sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting oleh Deputi KBKR BKKBN, Selasa (23/8/2022).
Pengukuhan tersebut, diberikan pada pembukaan acara Orientasi Pemanfaatan Elsimil dan Google Form pada proses Identisifikasi kasus stunting, di Hotel Beston Lantai 3 Jalan Jenderal Sudirman Palembang.
Hadir dalam acara ini, Kaperwil BKKBN Provinsi Sumsel Mediheryanto S.H M.H, Kakanwil Kemenag Provinsi Sumsel Dr. Syafitri Irwan, Koordinator Bidang KBKR Minarti, Kadin DPPKB Kota Palembang Altur dan para jajaran Danramil Kodim 0418/Palembang.
Kemudian, dihadiri juga para peserta pertemuan dari 17 Kabupaten/Kota se Sumsel, Satgas Perwakilan BKKBN Sumsel, Pengelola Kegiatan Audit Kasus Stunting 17 Kabupaten/Kota, Satgas Stunting 17 Kabupaten/Kota, Tim Teknis dan Tim Pakar Audit Kasus Stuntinh 17 Kabupaten/Kota.
Dandim 0418/Palembang Letkol Inf Sumarlin Marzuki mengatakan, semoga penghargaan yang kita dapatkan ini menjadi motivasi bagi kita semua dalam menanggulangi stunting di Kota Palembang.
“Penghargaan yang kita dapatkan ini, juga tidak terlepas dari kerjasama dari para jajaran Danramil 0418/Palembang, serta selalu berkoordinasi dengan semua stakeholder,” ujar Dandim.
Letkol Inf Sumarlin menuturkan, untuk penanganan stunting ini, kita sudah membentuk tim terpadu dengan perwakilan BKKBN Provinsi Sumsel maupun BKKBN Kota Palembang dan melakukan pendataan anak stunting bersama teman-teman di lapangan dari puskesmas serta dari tenaga kesehatan.
“Selain itu, kita juga bersama-sama menghimbau saudara-saudara kita baik dari pemerintah sendiri, masyarakat luas dan pengusaha untuk menjadi bapak atau ibu asuh dari anak-anak penderita stunting,” kata Dandim.
“Kami, Kodim 0418/Palembang beserta jajaran siap membantu apapun bentuknya dan kami juga siap untuk membantu total di lapangan demi keberlangsungan bangsa serta tanah air yang kita cintai ini,” tandas Dandim.
Sementara, Kaperwil BKKBN Provinsi Sumsel Mediheriyanto mengatakan, dua faktor indikator terjadinya stunting adalah faktor pendek dan otak. Stunting itu bukan resikonya hanya pada tinggi pendeknya, tetapi adalah pada gizi otaknya.
“Untuk Sumsel, saat ini kasus stunting 24,8 persen jadi kita berada diatas rata2 nasional dan target kita tahun 2024 ini menjadi 14 persen,” jelasnya.
Lanjut Mediheriyanto, adapun strategi untuk pencegahan stunting, diantaranya adalah adanya bapak asuh terhadap penderita anak stunting dan duta bapak asuh itu asalnya adalah sebagai bapak asuh.
“Duta bapak asuh tidak hanya satu kali saja memberikan bantuan kepada keluarga anak beresiko stunting, tetapi terus menerus serta mengajak yang lainnya maka dia ditetapkan sebagai duta bapak asuh anak stunting,” terangnya.
Mediheriyanto menambahkan, harapan kita, yaitu, tetaplah menjadi duta bapak asuh dan mengajak yang lainnya untuk menjadi bapak asuh terhadap anak penderita stunting.
“Kita juga berhadap kepada TNI bisa berpartisipasi dalam rangka untuk membantu memberikan edukasi atau himbauan kepada masyarakat tentang pencegahan maupun bahaya stunting,” pungkasnya. (Siti Rohmah)