Daerah

BFF Balinale Menjamin Keberlangsungan Pertumbuhan Industri Perfilman

257
×

BFF Balinale Menjamin Keberlangsungan Pertumbuhan Industri Perfilman

Sebarkan artikel ini

NASIONALXPOS.CO.ID, BALI – Pembukaan acara Bali International Film Festival (Balinale) 2024 terasa istimewa dengan kehadiran pelaku industri perfilman. Balinale 2024 tidak saja menjadi titik pertemuan east meet west, tapi juga east meet east. Di salah satu programnya Bali Film Forum (BFF), Balinale telah menjadi wadah bagi pelaku industri bekerja sama, berkolaborasi dan saling berbagi dalam memotret serta menjamin keberlangsungan pertumbuhan industri perfilman.

Bali Film Forum (BFF) berlangsung pada Minggu, 2 Juni 2024, bertempat di Hotel Intercontinental Sanur, dimoderatori Tantowi Yahya, berlangsung dalam tiga sesi. Tak kurang 70 peserta hadir, merupakan pelaku industri perfilman dari Australia, Selandia Baru, Hong Kong, Malaysia, Amerika, Inggris, India, maupun Indonesia. Dari tiga sesi pembahasan menyangkut industri perfilman jelas tergambarkan keinginan pelaku industri agar Indonesia tidak melewatkan kesempatan menjadi tujuan produksi film-film berkelas dunia dan menjadikan Indonesia mampu menjadi penggerak ekonomi kreatif di kawasan Asia.

Advertisement
Scroll Kebawah Untuk Lihat Berita

Tantowi Yahya, yang baru melepas statusnya sebagai duta besar RI untuk Selandia Baru, Samoa dan Tonga – mengawali cerita bagaimana Selandia Baru membangun studio digital visual efek WETA Digital. Studio yang berkedudukan di Wellington, ibukota Selandia Baru, saat ini dipercaya studio-studio besar untuk pekerjaan digital visual efek film-film Hollywood. Weta Digital adalah contoh bagaimana menyatukan kemampuan kreatif individu menjadi raksasa industri dengan tenaga kreatif berkelas dunia.

BACA JUGA :  Warga Temukan Mayat Wanita di Danau Cipondoh

Potensi pasar yang terus membesar, film maker dan pekerja kreatif yang semakin terasah craftmanship-nya disebutkan oleh M Amin Abdullah — Direktur Musik, Film and Animasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, semakin memperbesar dampak pengganda (multiply effect). Agus Maha Usadha, pelaku usaha ekonomi kreatif yang tergabung di Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bali, merasakan dampak besar produksi film Eat, Pray, Love (2010).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *