NASIONALXPOS.CO.ID, CILACAP- Musim kemarau tahun 2023 diperkirakan akan berdampak lebih kering dari tahun sebelumnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun 2023 akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Adapun puncak Musim Kemarau 2023 diprediksikan terjadi di Agustus 2023.
Menyikapi potensi yang demikian, BMKG menghimbau seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di
wilayah yang mengalami sifat Musim Kemarau lebih kering dibanding biasanya. Dampak yang dapat ditimbulkan antara lain, bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih.
Plt. Kalak BPBD Cilacap Erna Suharyati. SH. MH menyampaikan, dalam upaya mengantisipasi dan bentuk kesiapsiagaan, Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap melakukan pemetaan daerah-daerah yang berpotensi terdampak fenomena El Nino guna mencegah terjadinya kekeringan.
Baca Juga: Dengan Trans Sahabat Sehat Pasien Cuci Darah Di RSUD Majenang Dapat Layanan Antar Jemput Gratis
“Beberapa daerah di Cilacap perlu mengantisipasi bencana alam pada musim kemarau, khususnya terkait dengan dampak kekeringan yang mempengaruhi berbagai sektor, termasuk produksi pertanian, “, ungkap Erna Suharyati.
Sesuai data dan pemetaan, Kabupaten Cilacap memiliki 105 Desa di 20 Kecamatan yang rawan kekeringan. Artinya hampir setengah lebih wilayah Cilacap rawan bencana kekeringan. Semua daerah rawan kekeringan di Cilacap perlu dibekali mitigasi sejak dini untuk mengetahui tingkat kerawanannya. Perlu aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan
jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir.
BPBD Kabupaten Cilacap berharap budaya tangguh bencana tertanam di masyarakat dengan melakukan kegiatan mitigasi rutin, ketika bencana datang kita akan lebih siap dan sigap dalam bertindak , sehingga akan berdampak pada pengurangan resiko bencana dan mampu mewujudkan budaya tangguh bencana di masyarakat.
Selain memetakan daerah rawan kekeringan, Pemkab Cilacap melalui BPBD Kabupaten Cilacap juga telah menyiagakan 3 (tiga) kendaraan tangki air untuk membantu masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih di daerah rawan kekeringan. Kendaraan tersebut disiapkan untuk droping air bersih yang telah dialokasikan yaitu sebanyak 490 tangki dengan kapasitas 5000 liter per tangki.
Pemkab Cilacap juga berharap agar dunia usaha, sebagai salah satu unsur Pentahelix penanggulangan bencana untuk ikut berpartisipasi dalam penanganan kekeringan akibat dampak El Nino. Salah satunya dengan menyalurkan dana CSR untuk membantu kebutuhan air bersih masyarakat di daerah terdampak. (Junaedi)