NASIONALXPOS.CO.ID, BULELENG – Nyoman Tirtawan, pelapor kasus perampasan tanah milik petani di Batu Ampar, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali memenuhi janjinya. Mantan anggota DPRD Bali periode 2014-2019 itu menyambut Kapolres Buleleng yang baru AKBP I Made Dhanuardana dengan massa dalam bentuk aksi demo, Jumat (08/07/2022) sore tadi.
Tirtawan menurunkan massa di Mapolres Buleleng pada hari yang bersamaan dengan acara Sertijab Kapolres Buleleng dari pejabat lama AKBP Andrian Pramudianto S.I.K, S.H, M.Si., kepada pejabat baru AKBP I Made Dhanuardana S.I.K, M.H.
Tak disangka, anggota Polres Buleleng melakukan cara-cara yang sangat tidak Humanis, juga sangat Arogan dalam menangani aksi warga Batu Ampar dan simpatisan kali ini.Tampak dengan jelas anggota Polres Buleleng marah- marah sambil berteriak. Massa yang berjalan teratur dan sopan dengan membawa poster dan tidak melakukan orasi apapun, langsung disambut dengan teriakan emosi dari seorang pejabat Polres Buleleng berpakaian kemeja putih dipadu celana hitam dengan mengepung massa aksi tersebut.
para anggota Polres Buleleng di bawah kendali Kabag Ops Kompol Gusti Alit Putra S.Sos, M.H., langsung berteriak-teriak meminta KTP massa.
“Mana KTP, mana KTP…?? Yang dari Batu Ampar mana…? teriak para anggota polisi itu sambil mengeledah massa memeriksa KTP.
“Yang dari Batu Ampar saja masuk, yang tidak berkepentingan BUBAARRR”. teriak beberapa polisi serentak.
Tirtawan berusaha untuk menjelaskan kehadiran mereka dan menegaskan bahwa dia yang bertanggungjawab atas aksi demo itu. “Saya yang bertanggung jawab,” sahut Tirtawan.
Tanpa ampun, Kabag Ops Kompol Gusti Alit Putra pun langsung menarik dan membekuk Tirtawan bersama anggota polres lain disamping kanannya seperti teroris, sambil berkata.” Katanya kamu yang penanggung jawab, ayo sini kamu !!!.”

Foto : Istimewa
BACA JUGA :Perlakuan Diskriminasi BPN Buleleng ke-51 Warga Batu Ampar
Massa yang tidak menyangka akan diperlakukan kasar seperti itu, dibuat kalang kabut, menyelamatkan diri dari teriakan arogansi anggota Polres Buleleng. Bahkan anggota Komisi II DPRD Buleleng Made Sudiarta SH., alias De Tamu yang kebetulan lewat dan sedang berbincang-bincang dengan wartawan sebelah selatan pintu gerbang Mapolres Buleleng pun nyaris kena amarah anggota Polres yang sudah kalap.
Tirtawan menyatakan saat wartawan NASIONALXPOS menghubunginya melalui telepon WA bahwa ia sangat kecewa dengan sikap kasar tidak manusiawi yang dilakukan anggota Polres Buleleng terhadap dirinya dan massa aksi.
“saya sangat sangat prihatin dengan cara-cara dan etika oknum Polres Buleleng, Kabag Ops Pak Alit sama Kasi Humas Pak Sumarjaya, tanpa menanyakan apa maksud dan tujuan kami datang, tangan saya langsung ditarik secara paksa. Saya sampaikan, ‘saya ini manusia lo, saya bisa diajak bicara, jangan main gesture begini !!!. Setelah itu baru dia lepas tangan saya.” ucap Tirtawan dengan nada sedih juga kecewa.
“Jadi, jujur saja saya kecewa, karena apa? Karena sudah datang dua kali ke Polres buleleng namun belum ada tindakan nyata dari pihak kepolisian, dimana korban perampasan yang sudah diintimidasi, ditakut-takuti, sudah kehilangan mata pencarian, kehilangan lahan untuk hidup, dibiarkan, diterlantarkan, dan lebih hebatnya lagi oknum perampasnya belum tersentuh sama sekali !!!. Itu kan menyangkut banyak orang, lebih dari 50-an orang itu,” Tegas Tirtawan, yang juga pernah menyelamatkan uang rakyat Bali sebesar Rp 98 miliar di pos KPU Bali pada saat Pilgub 2018 lalu.
Selain itu Tirtawan juga menyatakan sangat prihatin terhadap warga Batu Ampar karena selama ini, Presiden Joko Widodo dan Gubernur Bali DR. Ir. I Wayan Koster MM, sudah membagi-bagikan sertifikat kepada masyarakat, tetapi petani di Batu Ampar malah dirampas tanahnya.
“Saya harap dengan adanya berita ini langsung ditanggapi oleh Presiden Jokowi, karena di bawah ini sudah putus asa kami berjuang. dan juga Semoga pelajaran ini bisa diatensi oleh Pak Kapolres baru karena penerimaan saya dulu tanggal 17 Juni, betul-betul ramah, betul-betul baik sekali. Menanyakan apa tujuan kami datang ke sini dan diterima secara manusiawi. Tanpa harus digeledah, ditarik kayak teroris aja caranya.” kritik Tirtawan dengan emosi.
“Saya terus terang tersinggung dengan sikap Kabag Ops Pak Alit dengan Kasi humas Pak Sumarjaya. Jangan lupa, pejabat digaji oleh rakyat, rakyat datang kesana bukan untuk melakukan kriminal, kesana baik-baik, sudah bersurat lagi, sudah dengan cara-cara baik, justru kami diperlakukan secara sangat-sangat tidak respek gitu,” lanjut Tirtawan seputar perlakuan kasar yang diterimanya oleh aparat kepolisian.
Tirtawan juga mendesak Kapolres baru AKBP I Made Dhanuardana untuk mengevaluasi dan menindak oknum anggota Polres Buleleng yang tadi telah bertindak tidak manusiawi terhadap massa pendemo.
“Saya ingin Pak Kapolres baru mengevaluasi seluruh jajaran yang terlibat, ini merusak citra pelayanan kepolisian. dan saya berharap sikap tidak profesional dan kasar anggota polres buleleng terkait, tidak ada di bawah kepemimpinan pak Dhanuardana. warga sudah trauma dengan cara-cara kepolisian dulu, sehingga ini menjadi beban ya, PR berat bagi kepolisian untuk mengedukasi terhadap oknum penyidik yang keluar dari profesi atau juknis dari kasus pelanggaran hukum.” pungkasnya.
Tirtawan pun menceritakan bahwa hasil pertemuan singkatnya dengan polisi di ruang SKPT Polres Buleleng bahwa Kanit II Satreskrim Polres Buleleng berjanji akan menerbitkan SP2HP. Senin, (11-07-2022) mendatang.
Kapolres AKBP I Made Dhanuardana dihubungi secara terpisah mengatakan kepada wartawan akan menindaklanjuti kasus dugaan perampasan tanah Batu Ampar.
“Nanti kita langsung tindak lanjut, langkah demi langkah kita atensi.” ujar Kapolres Dhanuardana.
Atas Tindakan respresif anggota Polres Buleleng terhadap massa aksi pimpinan Nyoman Tirtawan, baik Kapolres lama AKBP Andrian maupun Kapolres baru Dhanuardana membantahnya. Hanya saja, kata mantan Kapolres Andrian bahwa, bila ada tindakan represif yang dilakukan anggota, ia mempersilahkan pihak yang dirugikan untuk melaporkan saja.
Secara terpisah juga Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Sumarjaya, SH, menyatakan, “Memang benar tadi ada beberapa masyarakat datang ke Polres Buleleng bersama dengan Pak Tirtawan menyampaikan aspirasi menanyakan terhadap perkembangan kasus dugaan peristiwa yang ada di daerah barat, Gerokgak, Batu Ampar. Dan sudah ditampung sesuai dengan aspirasinya, dan penyidik berjanji Senin ke depan akan menyampaikan perkembangan kasusnya,” jelas Sumarjaya.
Terkait penggeledahan dan pemeriksaan KTP massa dan tindakan arogan dari kepolisian Sumarjaya berdalih
“hari ini polres kan lagi ada hajatan, biar tidak terlalu ramai, jadi yang tidak berkepentingan, diperkenankan untuk pulang, hanya benar-benar masyarakat batu ampar yang diterima didampingi pak tirtawan, oleh polres buleleng.” Dalih sumarjaya.(CdR)
Jawaban dri seorang pejabat sllu politis dan sifatnya adalah jawabannya hanya prosedural saja. Rakyat diluar batu amparpun tidak menyalahi aturan ikut hadir berdemo, hal itu karena rakyat yg kain ikut prihatin atas oerampasan tanah yg terjadi, yg oenting tidak menghasut dan mempropokasi, bahkan petugas penerima demolah yg mempropokasi masa dfn cara berbicara menghardik, serta merampas sepanduk dan juga kayak petugas catatan sipil nanya KTP segala, padahal masa tidak ada yg teriak aeera teetib dan tidak melanggar kepentingan publik. Semoga bapak kapolres yg sekarang tidak terkontaminasi oleh jajarannya yg cenderung terkesan menghalangi hak hak konatitusi rakyat.