Opini

Penyekatan Upaya Menekan Wabah, Semoga Idea Gagasan Tetap Lancar

614
×

Penyekatan Upaya Menekan Wabah, Semoga Idea Gagasan Tetap Lancar

Sebarkan artikel ini

Oleh : Andi Irawan
Insan Pembelajar Indonesia

Konsekwensi Atas sebuah tindakan aksi yang dimaksudkan untuk membendung kemudharatan, potensi adanya gangguan dan ketertiban dalam kenyamanan toleransi bermasyarakat, hidup bersama dalam satu ikatan berbangsa, bernegara tentu dibutuhkan, etika kepahaman narasi saling menyejukkan diantara sesama warganya.

Pemberlakuan kebijakkan otoritas, baik dalam bentuk regulasi ataupun himbauan aparatur yang bersifat tegas dan keras, sering diartikan sebagai bentuk pengekangan dan penyumbatan tidak berimbang. Kedaruratan Pandemi Covid 19 yang masih berlanjut hingga kini, tak bisa membuat keadaan para pemegang kebijakan memilih jalan lain, opsi hanya ada pada pilihan serba sulit dan kadang ambigu di lapangan. Apapun yang dilakukan oleh pemangku kebijakan, tentu sebagai rakyat dan warga negara yang baik juga tak punya pilihan lain, tak mungkin bisa berkata tidak, kecuali tetap mendukung dan taat atas pemberlakuan, pembatasan ataupun pelarangan.

Berpikir positif tetap menjadi pilihan yang bijak, ketika keadaan sulit terasa. Karena hanya dengan (positif thinking)maka badan dan pikiran tetap segar dan menyehatkan. Berpikir positif ketika tidak bisa berpergian ke luar kota untuk mudik bersilaturahim dengan sanak saudara, memaksakan keadaan pun akan menemui penyekatan di mana mana sampai ke jalan alternatif sempit ada pemeriksaan suasana sudah mirip jaman pra kemerdekaan semua serba diintrogasi, direkam, terdokumentasi dalam pantauan pengawasan steril dan ketat, pikiran positif mengatakan mungkin ini bentuk pengamanan serta perlindungan kemaslahatan ( kebaikan) publik.

BACA JUGA :  Tujuan dan Pemberian Hak Integrasi Warga Binaan Pemasyarakatan

Kabar beredar jenis virus varian baru sudah mulai terdeteksi penyebarannya lebih ganas, berita luar negeri seperti India terjadi gelombang besar yang disebut Tsunami Covid 19 pasca warganya berbondong-bondong ke sungai gangga mengharap berkah Tuhan, berkerumun di tempat yang dianggap suci dan sakral.

Suasana penyekatan akses lalu lintas, di setiap jalur perbatasan menambah kengerian, kebuntuan temukan cara jalan alternatif, terasa menyesakkan dada sebagian besar kelompok masyarakat yang bergantung pencaharian nafkah hidupnya melalui lintas perbatasan. Dampak ekonomi secara mikro sangat dirasakan khususnya para pekerja angkutan umum. (Bis Antar Kota, travel, taxi, truck angkutan dll). Penyekatan lintas perbatasan ditetapkan oleh keputusan Menteri Perhubungan nomor PM 13 Tahun 2021 mengenai ketentuan pembatasan transportasi selama masa mudik Hari Raya Idul Fitri 1442 H, dalam rangka pencegahan Covid-19 mulai tanggal 06 – 17 Mei 2021, dikutip dari JawaPos.com 7 Mei 2021.

BACA JUGA :  Kombespol Johnny Eddizon Isir Pantau Langsung Penyekatan di Sisi Surabaya dan Madura

Selain dampak kemacetan dan penurunan aktivitas transportasi umum, Peneliti dari The Indonesian Institute, mengungkapkan dengan adanya larangan mudik maka akan berdampak penurunan pada perekonomian di daerah, seperti hotel, tempat wisata, dan tempat oleh-oleh. Transportasi seperti bus antarkota antarprovinsi (AKAP), pesawat, dan kapal laut juga harus menerima dampak akibat pelarangan mudik berupa turunnya penerimaan dari penumpang yang biasanya ramai untuk mudik. Dikutip dari Yessar Rosendar, Theconversation.com.

Melihat kondisi demikian, penulis mencoba sedikit mengalihkan perhatian fokus, tidak melulu pada pembahasan dampak negatif atas pemberlakuan pelarangan mudik serta penyekatan lintas perbatasan secara lengkap dan terperinci. Apapun yang menjadi kebijakan pemerintah terkait pencegahan penyebaran masif wabah virus Covid 19 dapat diyakini, secara positif adalah upaya melindungi kesehatan, keamanan, serta segala aspek kepentingan publik. Karena adanya pelarangan mudik volume transportasi dalam lalu-lintas pun menjadi berkurang, sehingga polusi udara perkotaan terasa bersih dan lebih sehat dihirup.

BACA JUGA :  Polres Metro Bekasi Lakukan Penyekatan dan Pembatasan Mobilitas Warga di Perbatasan

Pemandangan baru terhadap kondisi kepadatan arus mudik di masa sebelumnya dibandingkan di saat sekarang relative kondusip. Kegaduhan yang ditimbulkan oleh kebijakan penyekatan lintas perbatasan, bagi penulis dan semua penggiat dinamika keilmuan serta kepedulian akan kebahagiaan khazanah intelektual, spiritual, dan kemanusiaan tak semencekam, sedemikian mengerikan ketika pikiran berupa idea-gagasan yang dimiliki setiap individu dalam menjaga kesadaran akan peran dan jatidiri sebagai manusia berakal itupun diatur dalam pengawasan, penyekatan pola pikir dalam bentuk pemeriksaan kecurigaan akut yang berakibat saling tuding dan saling menegasikan antar anak bangsa, yaitu antar Iman, kelompok atau organisasi kemasyarakatan.

Tentu tak terbayangkan apa yang akan menjadi dampak efek keberuntungan antar personal, dalam mengelola kreativitas kehidupan berbangsa, bernegara. Semoga Idea -Gagasan bermakna tetap lancar deras mengalir memberi energi, untuk keseimbangan kemanusiaan. Wallahu A’lam Bishawab. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *